Selasa, 30 Maret 2010

Industri kelapa sawit perlu benchmarking

ndustri kelapa sawit nasional perlu melakukan benchmarking kepada negara maju dalam mengembangkan industrialisasi komoditas tersebut sehingga tidak hanya memproduksi bahan mentah. 

Saat ini, sebagian besar produksi kelapa sawit Tanah Air masih dalam bentuk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan mayoritas diekspor. 


Bobby Gafur Umar, CEO PT Bakrie & Brother Tbk, mengatakan benchmarking atau patokan pengelolaan industri ke negara maju tersebut mengingat mulai diabaikan paradigma industri dibandingkan dengan paradigma sektoral. 

"Kita perlu adanya benchmarking industri dari negara maju yang mampu menerapkan industrialisasi komoditas misalnya kelapa sawit dengan baik sehingga kita tidak hanya menciptakan CPO," katanya dalam Seminar Inspirasi Peluang Investasi dan Prospek Ekonomi 2010 hari ini. 

Dia mengatakan Indonesia yang produksinya masih dalam bentuk CPO pada 2008 sudah melewati Malaysia. Produk dengan 18,8 juta ton kelapa sawit, sementara 17,3 juta ton kelapa sawit. Namun dari jumlah produksi komoditas tersebut hanya 24% yang diserap industri dalam negeri sementara 76% diekspor. 

Malaysia, produsen CPO nomor dua dunia setelah Indonesia, justru hanya mengekspor 13%, sedangkan sisanya diolah dari produk turunannya sehingga memberikan nilai tambah dalam negeri. Dia mengatakan kontribusi CPO terhadap devisa 11% sedangkan Malaysia mencapai 13%. (tw)

Sumber :
M. Tahir Saleh
http://web.bisnis.com/sektor-riil/agribisnis/1id149298.html
1 Desember 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar