Selasa, 30 Maret 2010

"Benchmarking" Vs Standar Baku



Benchmarking membuka kesempatan bagi anda untuk mengukur prestasi kerja mesin (cetak) dalam rentang waktu tertentu dan atau dibandingkan dengan hasil prestasi kerja suatu individu, kelompok, divisi, pabrik, perusahaan, daerah, negara atau lokasi dari fasilitas cetak lainnya. Dinegara yang sudah maju asosiasi industri cetak dan grafikanya seperti di US, mereka bahkan mempunyai standar umum dan baku industri, yang menjadi acuan atau benchmarking nasional. 


Anda bisa lihat artikel di kertasgrafis.com sebelumnya berjudul “Efisiensi Cetak: pengukuran dan penggunaannya” tanggal 13 Mei 2005, dimana menjelaskan pengukuran efisiensi cetak suatu mesin pada tingkat individu, operator.

Keputusan Mesin Baru
Dengan mengetahui rasio tersebut anda akan dapat memahami apakah anda sudah cukup efisien dan bersaing dengan pasar. Bila sudah, namun anda masih belum puas dengan tingkat keuntungan yang and raih selama ini, maka anda perlu mempertimbangkan pembelian mesin baru dengan melihat kondisi pasar apakah bisa menyerap kapasitas mesin yang baru atau tidak. Bisa jadi sudah waktunya buat anda memperbesar bisnis cetak yang anda tekuni selama ini. Kemungkinan investasi baru untuk berhasil pasti jauh lebih besar dan gampang diraih dibanding dengan hanya sekedar mengacu “insting” bisnis, yang kadang kala tebak-tebak.

Mencari Standar Baku
Bila kita tidak mempunyai standar baku nasional, yang paling aman adalah bertanya kepada supplier mesin anda bagaimana praktek umumnya dinegara lain yang sudah mereka suplai sebelumnya, atau bahkan pesaing yang sudah mereka suplai. Dan yang paling gampang adalah bertanya dengan rekan bisnis anda bagaimana pengalaman mereka sehari hari dan dari waktu kewaktu.

Dimanakah anda bermain atau bersaing?
Falsafahnya dikaitkan dengan kompetisi dimana anda berbisnis, bila anda mempunyai biaya cetak brosur misalnya Rp 300/lembar sementara kompetisi dikota anda hanya Rp 200/lembar, tentulah anda akan mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tipis dibanding pesaing anda yang biayanya jauh lebih murah. Atau kemungkinannya anda tidak akan dapat mendapatkan order cetak bila persaingan menajam, bisa jadi anda akan mengalami kerugian saat pesaing anda memberi harga yang dibawah biaya produksi anda. Namun bila anda bersaing global, regional atau nasional maka andapun harus mengukur terhadap standar yang sesuai pula. Bila anda di Jakarta ingin bersaing dengan percetakan di Surabaya atau di Singapura untuk mendapatkan order di Singapura, maka anda perlu mencari tahu berapa sih tingkat efisiensi mesin anda secara nasional serta dan regional. Kalau ternyata anda tidak cukup efisien dan biaya produksi rendah, maka sulit untuk menanggung biaya pengiriman ke Singapura walaupun nilai tukar rupiah anda bersaing.

Kondisi lokal bisnis
Kadang kala suasana lokal sangat mempengaruhi kemampuan mesin baik kualitas mesin sendiri yang material besinya tidak sekuat dan daya tahan lama seperti di negara aslinya. Kadang untuk menjual murah suatu alat atau mesin, supplier merubah komposisi campuran metal yang dipakai. Spare part yang tidak asli karena sudah dimodifikasi sana sini secara local juga akan mempengaruhi besar unjuk kerja mesin. Kondisi kelembaban negara kita yang tinggi dibanding negara 4 musim bisa membuat material mesin atau part cepat aus dan lain sebagainya. 

Saat anda melakukan pembelian mesin baru apa saja baik cetak, pre-press and post-press perlu untuk sedikit cerewet menanyakan perihal keandalan mesin, warranty, spare part, bahkan pelatihan yang ditawarkan. Bisa jadi sedikit mahal namun akan memberikan "return on investment" yang jauh lebih berarti buat bisnis cetak anda. Selalu ada resiko bila anda membeli mesin dengan harga putus, dibandingkan dengan mesin yang lengkap dengan jasa purna jualnya.

Semua kondisi lokal ini akhirnya menetukan pula standar baku dari efisiensi suatu daerah dimana para pelaku cetak bermain.

Sumber:
http://www.kertasgrafis.com/?menu=BFiles&nid=idj4k&id=55
22 Mei 2005


Tidak ada komentar:

Posting Komentar